Hariankarya.com – Bogor- Diantara kita pasti sudah mengenal banyak jenis lebah madu di Indonesia, ya lebah madu banyak di budidaya di Indonesia karena banyak menghasilkan madu. Jenis lebah madu yang banyak terdapat di Indonesia seperti lebah apis cerana (lebah lokal), lebah unggul (apis mellifera), lebah liar (apis dorsata), dan lebah lanceng (apis trigona). Diantara 4 jenis lebah tersebut hanya ‘lebah liar’ yang sampai saat ini belum dibudidayakan karena sifatnya yang sangat agresif, selain memiliki ukuran tubuh yang besar, sengatannya juga lebih menyakitkan dibanding lebah lainnya, untuk mendapatkannya bisa langsung pergi ke hutan tropis dan sub tropis Asia. Hebatnya lebah satu ini adalah produksi madunya bisa sangat banyak mencapai 50-60 kg per pohon.
Tetapi kali ini bukan jenis lebah liar yang akan kita bahas. Jenis lebah yang terakhir lah yang akan kita bahas yaitu Lebah Lanceng atau Apis Trigona.
Lebah Lanceng adalah jenis lebah yang mempunyai ukuran tubuh paling kecil diantara jenis lebah yang ada. Lebah madu ini relatif lebih jinak, dan tidak memilki sengat. Namun kekurangannya adalah produksi madu nya cenderung sedikit yaitu sekitar 1-3 kg per tahun untuk tiap koloni nya.
Lebah lanceng atau di beberapa daerah dikenal dengan istilah klanceng atau kalulut. Walaupun klanceng atau kalulut juga masih ada yang berbeda pendapat terkait ukurannya. Ada yang berpendapat kalulut lebih besar dari klanceng. Klanceng adalah jenis lebah yang paling kecil ukurannya. Yang pasti apapun perbedaan pendapat yang ada, tidak menghapus kemampuan “maha dahsyat” hewan satu ini untuk jadi mesin alami penghasil madu satu-satunya di dunia yang bisa dikonsumsi dengan aman oleh manusia.
Di Indonesia khususnya jenis lebah lanceng atau kalulut tidak bisa ditemukan disembarang tempat. Daerah tertentu seperti Jambi dengan hutannya yang rapat alami dan sangat luas, menjadi habitat liar lebah kalulut di Indonesia.
Di daerah Kabupaten Bogor ada tempat yang dijadikan budidaya lebah kalulut ini yaitu Peternakan Lebah Madu Al Arsyad di daerah Gunung Bubut, Leuwiliang. Tempat yang berlokasi di hutan alami Bogor dengan udara yang sejuk di lokasi ketinggian terdapat 117 log atau 117 batang pohon tempat sarang lebah pekerja meletakkan nextar, pollen dan resin nya. Madu lebah kalulut biasa dipanen 2 bulan sekali. Pak Sani, pengelola tempat budidaya madu lebah kalulut ini menyatakan kalau sarang lebah didatangkan dari Jambi karena jenis lebah ini tidak terdapat di kawasan Bogor dan sekitarnya. “Log dikirim dari Jambi kesini sama pemilik tempat karena disini gak ada jenis lebahnya dan biasa 2 bulan sekali panen,” katanya ketika di temui di lokasi Selasa (17/6/2025).
Madu Kalulut Al Arsyad ini murni tanpa proses dan campuran apapun. “Madu nya asli murni tanpa campuran apapun,” ujar pak Sani. Pakan alami lebah berasal dari nextar, pollen dan resin yang berasal dari bunga dan tumbuhan alami yang berada di lokasi peternakan yang rimbun dengan pepohonan lengkap segala rupa. Kelebihan Madu Lebah Kalulut Al Arsyad diantaranya mengandung antioksidan yang lebih tinggi dibanding madu yang lain, kandungan air sampai 27 persen, rasa asam manis yang khas dan hebatnya lagi… aman di konsumsi bagi penderita diabetes karena mengandung “Trehalelosa” yang menyebabkan indeks glikemik rendah (lambat diserap oleh darah). Sekarang ini dalam sekali panen, hasil madu lebah kalulut bisa mencapai rata-rata 600 ml per log nya dengan jumlah 117 log dari semula 300 log. “Kalau di hitung-hitung rata-rata per log sekitar 600 ml pak,” ungkap pak Sani kepada wartawan hariankarya.com yang datang ke lokasi.
Perawatan lebah madu kalulut dilakukan secara tradisional, guna melindungi mereka dari sinar matahari berlebih, log ditutup dengan kotak yang dilapisi plastik hitam agar lebah merasa aman dan nyaman, lokasi log juga di sterilisasi dari serangga pengganggu semisal semut, rayap dan hewan liar lainnya. Batang log harus terawat bersih agar lebah ratu terjaga dari ekspansi serangga pengganggu ke dalam log. Bata
Batang log ditinggikan sekitar 1/2 meter dari tanah dengan ditambah hebel diatasnya, hingga dijaga jarak sekitar 1 meter antar log nya. Dipastikan lebah pekerja tidak akan salah kamar ketika kembali ke sarang lebah ratu nya. Saat inisudah banyak yang jadi pelanggan madu lebah Al Arsyad ini terutama warga sekitar Leuwiliang. Bagi yang berminat bisa langsung datang ke lokasi dan jika beruntung bisa menghisap madu langsung di sarang madu nya. (Muchlas)