Berabasan, Mesuji – Semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama terpancar jelas dari sosok Ibu Nasiyem.
Bertempat di kediamannya di Desa Berabasan RK 2 RT. 4, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, pada hari Sabtu (3/5/2025) sore, kembali digelar kegiatan santunan anak yatim yang rutin ia koordinir.
Kegiatan bulanan ini menjadi oase kebahagiaan bagi sekitar 30 anak yatim piatu yang berasal dari berbagai desa di sekitar Berabasan, termasuk Berasan Makmur, A1, C Lingkaran, dan Mekarsari.
Ibu Nasiem, yang dikenal sebagai koordinator dan pengasuh anak yatim, dibantu oleh para donatur yang memiliki hati mulia.
Salah satu donatur tetap yang tak pernah absen memberikan uluran tangan adalah Ibu Hajah PH. Setiap bulannya, beliau memberikan santunan berupa amplop berisi uang dan 10 kg beras.
Selain itu, donatur lain juga turut berpartisipasi memberikan bantuan beragam, mulai dari pakaian hingga uang tunai.
“Ibu Hajah PH (yang tidak ingin namanya disebutkan secara jelas) ini sangat rutin memberikan santunan. Beliau adalah salah satu pilar utama dalam kegiatan ini,” ungkap Ibu Nasiyem saat ditemui di sela-sela acara.
Selain santunan bulanan, Ibu Nasiyem juga menginisiasi kegiatan Jumat Berkah yang dilaksanakan setiap hari Jumat setelah waktu Ashar. “Alhamdulillah, setiap Jumat banyak donatur yang ikut berbagi,” ujarnya. Kegiatan Jumat Berkah ini biasanya bertempat di kediaman Bunda Wiwit, yang berlokasi di sekitar swalayan.
Tak jarang, bantuan juga diberikan langsung ke rumah-rumah anak yatim. Kepedulian terhadap anak yatim ini juga mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Mesuji. Wakil Bupati Mesuji, Bapak M.Yugi Wicaksono, beberapa kali turut hadir dan memberikan bantuan dalam kegiatan santunan bulanan.
Ibu Nasiyem bercerita bahwa gerakan kepedulian ini berawal sejak tahun 2016. “Awalnya saya mengajak teman-teman dari komunitas sedekah subuh dan jamaah pengajian untuk bersama-sama membantu anak yatim. Alhamdulillah, semua setuju,” kenangnya.
Dengan niat tulus dan tanpa mengharapkan pujian, Ibu Nasiyem terus bergerak dan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk kepala desa dan tokoh agama. Kini, kegiatan santunan tidak hanya dilakukan bulanan, tetapi juga menjadi agenda rutin setiap bulan Muharram dan Ramadhan, di mana santunan juga diberikan kepada lansia dan kaum dhuafa.
Bantuan yang diterima pun beragam, mulai dari amplop berisi uang dan sembako dari berbagai kantor, hingga dukungan dari anggota DPR. Bahkan, tak jarang ada yang meminta didoakan untuk berbagai hajat, seperti umroh, haji, hingga kesembuhan dari penyakit.
Selain fokus pada santunan, Ibu Nasiyem juga aktif berbagi ilmu dengan masyarakat. Ia pernah memberikan pelatihan pengurusan jenazah di Hotel Horison Bandar Lampung.
Saat ini, Ibu Nasiyem merasa bersyukur karena sebagian besar anak yatim yang ia asuh telah memiliki kehidupan yang lebih baik dan tinggal bersama orang tua masing-masing.
Namun, semangatnya untuk terus membantu sesama tidak pernah pudar. Ia tetap aktif mengkoordinir bantuan dan menyalurkannya kepada yang membutuhkan.
Di tengah kesibukannya sebagai pedagang, pengasuh anak yatim, dan juga sebagai petugas masyarakat yang sering membantu proses pemakaman warga, Ibu Nasiyem patut dijadikan teladan. Dedikasi dan keikhlasannya dalam membantu sesama, tanpa mengharapkan imbalan, adalah cerminan dari semangat fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).
Kegiatan santunan anak yatim pada hari ini berlangsung khidmat dan penuh kehangatan. Anak-anak yatim terlihat bahagia menerima perhatian dan bantuan yang diberikan.
Ibu Nasiyem berharap, kegiatan ini dapat terus berjalan dan semakin banyak pihak yang tergerak hatinya untuk ikut berbagi.
(Hariankarya.com/Hernan Tori)