Hariankarya.com – Bogor-
Desa Karacak adalah salah satu dari 11 desa yang berada di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Luasnya kurang lebih 710.023 ha. Berbatasan di Utara dengan desa Barengkok, di selatan dengan desa Karyasari, di timur dengan desa Cibitung Wetan dan di Barat dengan desa Pabangbon & Cibeber II. Karacak merupakan desa peninggalan zaman penjajahan Belanda, terlihat dengan peninggalannya yang masih ada sampai sekarang yaitu PLTA Karacak. Jumlah penduduk desa Karacak berdasarkan sensus penduduk tahun 2024 adalah 12.768 jiwa dengan jumlah KK 3.877 terdiri dari laki -laki 6.529 jiwa dan perempuan 6.239 jiwa.
Memiliki wilayah dataran sedang sekitar kurang lebih 400-440 mdpl terdiri dari 40 persen lahan pertanian/persawahan/tegalan, serta 40 persen perbukit-an, 20 persen berupa lereng, Desa Karacak terbentuk dari 10 RW, 48 RT, dan 5 dusun. Dulu yang memimpin di desa Karacak adalah seorang Mandor yang merupakan perpanjangan tangan dari penguasa penjajah Hindia Belanda. Kekuasaannya hampir mirip dengan Kepala Desa sekarang ini. Mulai dari mandor Salemah, mandor Sahaba, Amsari, Asmail, Sahilan hingga mandor terakhir yaitu mandor Bohari. Sejak zaman kemerdekaan sudah terdapat 10 kepala desa di Karacak, hingga terpilih nya Hj. Onas Hestiani, S.IP sebagai Kepala Desa Karacak yang ke-11. Di edisi liputan khusus kali ini hariankarya.com akan mengangkat profil dari salah satu Srikandi Pemerintah Desa di Kabupaten Bogor ini.
Hj.Onas Hestiani, S.IP merupakan Putri asli desa Karacak yang tinggal lama puluhan tahun di Galuga, daerah Cibungbulang. Lahir dari kelurga pemuka adat, kakak-kakaknya sudah lebih dulu pernah menjadi pemimpin wilayah di desa lainnya. Sarjana S-1 Lulusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari STISIP Guna Nusantara Cianjur ini, memiliki kecintaan yang besar tehadap desa kelahirannya Karacak, demi bisa memberikan kemajuan yang terbaik bagi Karacak, majulah beliau sebagai Bacalon di Pemilihan Kepala Desa Karacak pada tahun 2019. Selama jelang 2 bulan pemilihan tanpa persiapan yang maksimal dikarenakan musibah meninggalnya sang suami tercinta, kondisi logistik yang juga kurang memadai, dengan bermodalkan tekad dukungan keluarga dan masyarakat beliau tetap maju dan akhirnya terpilih, dengan proses pemilihan yang tidak mudah melihat pesaing beliau yang sudah banyak makan asam garam di kepemimpinan sebelumnya. Beliau dilantik pada tahun 2020 untuk masa jabatan 5 tahun. Tetapi dikarenakan ada Perubahan UU No.6 tahun 2014 tentang Desa menjadi UU No.3 tahun 2024 (yang juga beliau motori berkolaborasi dengan teman-teman sejawat AKSI dan APDESI dari berbagi daerah di Indonesia), terkait perpanjangan masa jabatan Kepala Desa yang akhirnya disahkan oleh Pemerintah Pusat menjadi 8 tahun per periode, membuat masa jabatan Kades yang juga Lulusan Sekolah Pemerintahan Desa dari IPB ini berakhir hingga 2028 nanti.
Selama memimpin desa Karacak kurang lebih hampir 5 tahun ini, banyak suka duka yang beliau hadapi terkait berbagai masalah baik dalam skala ringan, sedang maupun berat dari dinamika sosial kemasyarakatan di desa Karacak. Semuanya itu bisa beliau atasi dengan cara-cara persuasif melalui membangun komunikasi dan musyawarah yang baik atas dasar saling menghargai antar satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam masyarakat.
“Kolaborasi yang baik antar berbagi elemen terkait di desa Karacak menjadi kunci keharmonisan aparat desa dan warga masyarakat desa Karacak dalam menghadapi berbagai kesulitan dan masalah yang ada selama ini,” tegas Kepala Desa yang juga menjadi Ketua Paguyuban Kades Bogor Barat ini. Terkait penggunaan alokasi dana desa dan penyalurannya, Kades yang merupakan Ketua Srikandi Kabupaten Bogor dan mantan Ketua DPK Kecamatan Leuwiliang ini menyatakan bahwa semua itu sudah digunakan sesuai peruntukan dalam perencanaan di awal dan sudah dilaporkan dalam bentuk LPJ Kepala Desa ke tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat Kecamatan Leuwiliang dan sudah melalui audit/pengawas pihak terkait.
Beliau juga menambahkan bahwa saat ini semua terkait alokasi dana bantuan dari pusat maupun dari pemerintah daerah tersusun by sistem mulai dari A sampai Z nya dan by transfer guna me-minimalisir resiko penyelewengan dana tersebut.
Keterbukaan atau transparansi menjadi hal penting dalam hal ini. Tentu pro kontra selalu ada. “Selama kita memimpin dengan benar dan sesuai jalur saya rasa tidak perlu ada yang kita takutkan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, desa Karacak adalah desa yang sudah pernah disinggahi oleh 5 Bupati Kabupaten Bogor diantaranya mulai dari era Hj. Ade Yasin, Plt Iwan Setiawan yang lama tinggal di desa Karacak, Pj Bupati Asmawa Sotepu, Pj Bachril Bakri sampai dengan Bupati Rudy Susmanto, sudah pernah menginjakkan kakinya di desa yang terkenal dengan duriannya ini.
Desa Karacak sejak dipimpin Hj. Onas Hestiani, S.IP sudah memiliki prestasi yang bisa dibanggakan buat masyarakat desa Karacak, diantaranya Pembangunan Jembatan Penghubung Kampung Cilame Sifon yang dengan ijin dari pihak PLN Saguling sebagai pemilik induk dari lahan Waduk Gunung Bubut, yang memberikan warga Sifon lebih mudah akses keluar ketika membawa warga yang sakit, warga meninggal dunia serta bisa memudahkan segala aktifitas warga keluar masuk desa.
Pembangunan jembatan yang diresmikan oleh Bupati Hj. Ade Yasin ini memakan dana hingga lebih dari 600 juta dari yang direncanakan di awal sebesar 410 juta dimana realisasinya belum pernah berhasil di kepemimpinan sebelumnya.
Keberhasilan berikutnya adalah dibangunnya Jalan Akses melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sepanjang 3,30 km ke lokasi perkebunan masyarakat yang merupakan lokasi kawasan hutan warga. Dibuka oleh Pj Bupati Bachril Bakri dan ditutup oleh Bupati Kabupaten Bogor Rudy Susmanto, terbentuknya jalan akses tersebut jelas disyukuri oleh warga masyarakat desa Karacak yang selama ini berpikir hal itu tidak mungkin terwujud.
Ke depan masih banyak langkah-langkah pembangunan yang akan dilakukan Kades Karacak terkait potensi desa yang masih banyak bisa digali dan dimaksimalkan lagi seperti wisata buah-buahan asli Karacak seperti durian Cengal yang sudah terkenal rasanya yang lezat di masyarakat luas, juga manggis yang ketika musim panen banyak masyarakat berkunjung ke daerah Karacak untuk mencari buah-buahan yang banyak diminati tersebut. Hal ini bisa menjadi pemasukan pendapatan bagi desa Karacak tentunya. Untuk itu beliau berharap kolaborasi dengan semua pihak penting terkait berbagai hal dengan melalui konfirmasi lebih dulu guna menghindari pemikiran negatif dan prasangka buruk dari berbagai pihak terkait langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah desa Karacak. Kades yang juga hobi keliling desa guna melihat kondisi warganya ini menyatakan harapannya untuk bisa terus memberikan yang terbaik buat masyarakat desa Karacak agar bisa berkembang lebih maju lagi.
“Alhamdulillah sekarang ini desa Karacak sudah meningkat dari status desa Biasa menjadi desa Berkembang, kemudian jadi desa Maju, dan sekarang sudah jadi desa Mandiri, semua itu berkat kerjasama seluruh komponen masyarakat desa Karacak mulai dari RT, RW, Kadus, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama yang ada di desa Karacak,” tutupnya.
Terakhir Kades Onas Hestiani berpesan agar masyarakat Karacak bisa berbenah diri agar bisa bersinergi dengan aparat desa, agar bisa menjadi desa bersih, makmur dan sejahtera. Dengan menjadi desa yang kondusif diharapkan bisa menyelesaikan berbagai masalah dengan baik. (Muchlas)