Minggu, 11 Mei 2025 | 07:47 WIB
Hariankarya.com – Bogor – Ada-ada saja cara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam mendidik generasi muda. Kali ini, ia memberikan peringatan unik bagi anak-anak di Jawa Barat yang terlalu asyik bermain ponsel hingga sulit diatur dan melawan orang tua. Sambil berkelakar, Kang Dedi mengisyaratkan bahwa anak-anak “nakal” ini bisa saja “dikirim ke barak militer”!
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya baru-baru ini, sosok yang dikenal dengan inisial KDM ini menyampaikan pesannya dengan gaya khasnya yang santai namun tegas.
“Buat anak-anakku yang cantik, yang ganteng, kesayangan papah dan mamahnya, kesayangan papih dan mamihnya, juga kesayangan Kang Dedi…jangan lupa yaaa awaaas.. jangan main hape yaaa..sekali lagi jangan main hape, nanti kalo main hape trus gak bisa dilarang, marah marah sama papah mamahnya, papih mamihnya, ayah dan ibu nya, ni Kang Dedi dateng…haemm…langsung diambil hape nya, diambil nih nanti yang cantik dan ganteng nya, dibawa nanti…hayooo… awas sekali lagi yaaa…jangan main hape nanti kang Dedi datang ke sanaa…”, ujar Kang Dedi dalam unggahannya yang disertai emoji tertawa.
Bukan rahasia lagi jika KDM dikenal dengan metode-metode unik dan dianggap efektif dalam membentuk karakter generasi muda Jawa Barat yang dianggap bandel. Program pendidikan karakter, disiplin, dan bela negara dengan mengirimkan anak-anak bermasalah ke barak militer telah menjadi perhatian publik. Meskipun ada kritik, tak sedikit pula masyarakat, termasuk para siswa remaja, yang mendukung langkah ini.
Menariknya, “ancaman” Kang Dedi ini ternyata tidak hanya berlaku untuk anak-anak. Wakil Bupati Tasikmalaya, Dicky Chandra, pun pernah menjadi sasaran “sentilan” KDM di media sosial karena dianggap sulit diatur oleh istrinya. Hal ini tentu membuat para bapak di Jawa Barat merasa was-was jika program ini benar-benar diperluas.
Program pengiriman siswa dan anak muda bermasalah ke barak militer ini bahkan telah diadopsi oleh provinsi lain seperti Bengkulu. Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, pun memberikan atensi khusus dan berencana menjadikannya program nasional jika uji coba pertama dinilai berhasil. “Kalau uji coba pertama ini berlangsung bagus, ya kami minta menteri Dikdasmen untuk mengeluarkan sebuah peraturan supaya ini bisa di jalankan secara masif di seluruh Indonesia, kalau bagus,” ungkapnya. (Much)