Hariankarya.com – Bogor,
Rangkaian acara Serentaun Lembur Kasepuhan Cigoong 2025 di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor sudah selesai dilaksanakan Senin (14/7/2025). Acara yang sudah menjadi acara rutin desa Puraseda ini dimulai sejak Minggu (13/7/2026) di isi dengan parade pawai adat, santuan anak yatim, pengajian dan kasidahan ditutup dengan puncak acara di malam hari yaitu pagelaran wayang golek.
Serentaun kali ini dibuka secara resmi dengan tradisi adat yaitu pemukulan goong pusaka oleh Camat Leuwiliang WR. Pelitawan, S.H., M.Si didampingi Kepala Desa Puraseda Asep Ruhiyat, S.Ap, Babinsa, Bhabinkamtibmas, alim ulama dan para tokoh Desa Puraseda yang hadir. Tidak lupa acara disaksikan juga oleh Sesepuh Lembur Kasepuhan Cigoong Abah Sarji yang menjadi tokoh sentral acara Serentaun yang diadakan tiap tahunnya di kampung Cigoong ini. Dalam pembukaan Serentaun Abah Sarji yang juga merupakan keturunan asli generasi kelima Karuhun lembur Cigoong ini menyampaikan terkait tradisi dan benda pusaka peninggalan kasepuhan yang selalu digunakan dalam acara Serentaun yaitu goong besar, kempul dan kenong. “Goong ini sudah berada disini sekitar 5 turunan, jumlahnya ada 3 : 1 goong besar, 1 kempul, 1 kenong,” ungkap sesepuh yang sangat dihormati dan disegani warga kampung Cigoong ini.
Acara Serentaun 2025 kali ini tampak lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang hadir bukan hanya dari kampung Cigoong tapi juga dari kampung lain di sekitar Cigoong seperti kampung Cikoneng, Purasari, Puraseda bahkan dari luar desa seperti Karacak juga ada. Ramainya pedagang menjajakan dagangannya dan pengunjung yang jual beli juga tampak terlihat hingga membuat jalan menuju lokasi acara susah untuk dilewati. Panitia acara yang terlihat gagah dengan baju adat khas Sunda bersiap di tepi jalan kompak menjaga keamanan di lokasi acara. Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Puraseda Asep Ruhiyat, S.Ap kepada media disela-sela acara. “Serentaun yang diadakan di kampung Cigoong, desa Puraseda tahun ini berjalan lancar dan lebih meriah,” ungkapnya. Selain apresiasi dan rasa terima kasih kepada masyarakat, terutama tokoh adat yang telah menjaga dan melestarikan tradisi adat Serentaun,
Kepala Desa Puraseda ini juga menjelaskan tradisi adat Mapag atau tradisi adat menyambut tamu yang telah mengalami perubahan dibanding dulu. “Kalau dulu itu dari Kasepuhan Cigoong dilakukan Mapag, tujuannya supaya bisa hadir atau menyambut di kampung Cigoong ini,” jelasnya. Kini tradisi Mapag dilakukan ke kantor desa tujuannya agar bermakna lebih luas dan lebih bisa dikenal masyarakat umum.
Malam harinya puncak Serentaun menampilkan Pagelaran Wayang Golek Giri Jaya Sukabumi pimpinan R. Dalang Danu Ruyat yang dihadiri oleh banyak penonton terutama kalangan anak muda yang sangat antusias mendengar petuah-petuah Karuhun Sunda tentang moral, etika dan sopan santun dalam bergaul di masyarakat serta pentingnya menjaga dan melestarikan budaya leluhur beserta peninggalannya. Pagelaran wayang golek yang disuguhkan dengan cara yang segar, jenaka dan menghibur membuat para penonton tahan berlama-lama sampai pertunjukkan usai.
Salah satu panitia Serentaun bidang peralatan dan acara Boris yang ditemui pada malam puncak acara berharap Serentaun berikutnya bisa dihadiri oleh Bupati bahkan Gubernur Jawa Barat. “Harapannya Serentaun tahun depan bisa lebih luas lagi cakupannya, bisa lebih dikenal masyarakat luas tentu dengan bantuan media dan semoga juga bisa dihadiri juga oleh Bupati dan Gubernur Jawa Barat,” tutupnya. (Muchlas)