MESUJI-Desa Wiralaga satu, kecamatan Mesuji, Dausan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dausan “mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Salah satu kendala utama adalah kekurangan alat mesin pertanian (alsintan) modern. “Saat ini kami sangat membutuhkan alat kombain untuk panen.
Alat handtraktor yang ada juga masih kurang mencukupi untuk melayani 16 kelompok tani yang ada,” ungkap Ketua Gapoktan Dausan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa meskipun sudah ada bantuan alsintan dari pemerintah, namun jumlahnya masih belum memadai.
Padahal, permintaan akan alsintan semakin meningkat seiring dengan upaya petani untuk mengadopsi teknologi modern dalam proses produksi.
Selain kekurangan alsintan, petani juga dihadapkan pada masalah hama seperti tikus, burung, dan wereng. Kendala lain yang dihadapi adalah belum adanya lumbung penyimpanan gabah milik petani sehingga mereka harus menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga yang relatif rendah.
“Kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan petani di sini, khususnya dalam hal penyediaan alsintan dan fasilitas pasca panen,” ujar Ketua Gapoktan.
Gapoktan Dausan merupakan salah satu kelompok tani yang aktif di wilayah Dausan. Sejak berdiri pada tahun 2001, Gapoktan ini telah memberikan banyak manfaat bagi anggotanya, terutama dalam hal peningkatan produksi dan pendapatan petani.
Kegiatan Gapoktan, penyuluhan dan ke Poktan dari penyuluhan dinas pertanian, dari PPL dari kantor BPP, kegiatan Gapoktan yang sudah berjalan pembagian bibit, pupuk,. Kalau pukul dulumit itu gratis, kalau pupuk urea danposka itu subsidi,
kalau bantuan alat pertanian baru Alkon dan hendtraktor satu. Ada juga bantuan pompanisasi sudah mendapat satu, kalau bibit hanya bibit padi semua itu termasuk dalam oplah.
Yang dirasakan petani saat ini alsintan ( alat mesin pertanian) termasuk alat kombet, dan kekurangan junder, dan handtraktor baru satu tapi saat ini tujuh. Sedangkan disini ada 16 kelompok. Belum ada kombet untuk panen,
harapan saya bagaimana kalau para petani mau maju kami berharap untuk dibantu oleh pemerintah. Gapoktan disini bergerak fokus di bidang sawah.
Pengurus Gapoktan disini ada tiga, kalau poktan ada lima belas. Gapoktan disini mulai berjalan dari mulai tahun 2001. Omset yang didapat dari Gapoktan itu paling sedikit satu hektar dapat empat sampai lima ton perhektar, kalau sesuai harga gabah saat ini dibawah 530 ribu perkuintal.
Diharapkan oleh para petani harga gabah kering kalau dari harga setandar dari bulog 650 ribu perquintal, kalau bisa harapan petani bisa diatas setandar itu,
karena sampai hari ini belum ada penetapan lagi secara jelas. Kalau hasil gabah kami cukup bagus dan memuaskan. Disini di desa kami ini banyak, yang berjalan aja saat ini berkisar 400 yang untuk oplah tahun 2025 bertambah menjadi 150 hektar lagi.
Kemajuan pertanian kami saat ini udah mulai modern tapi ketika panen kami masih menggunakan alat dengan sewa atau rental. Kemungkinan saat ini panen 14 hektar untuk panen perdana.
Kemudian yang lainnya berikutnya menyusul karena panennya tidak serentak Gapoktan ini apakah bentukan dari petani, dan bukan bentukan pemerintah sehingga tidak ada honornya.
Penjualan gabah kami kami jual kearah kotagajah, karena kami belum punya lumbung sendiri, dan mudah-mudahan bisa ditampung oleh Bulog Mesuji, terletak di wilayah Mesuji timur.
Pembinaan Gapoktan dari PPL dan BPP, pembinaan sebulan sekali, pembinaan dalam hal, masalah tanam, bulan tanam dan Hama. Serta cara-cara pembibitan dan perawatannya. (Hernan Tori)