Hariankarya.com – Bogor- Proses Pembersihan Kolam Tando Gunung Bubut telah selesai dilaksanakan hari ini, Rabu (25/6/2025). Dimulai sejak Senin (23/6/2025), proses pengurasan air dan pembersihan kolam besar peninggalan Belanda ini memakan waktu selama 3 hari dengan melibatkan 150 orang warga masyarakat yang terdiri dari para pemuda yang diambil dari 3 RW/Kampung di sekitaran gunung bubut. Proses pembersihan ini rutin di laksanakan 3 bulan sekali melibatkan warga sekitar dengan tujuan agar warga sekitar bisa mendapat manfaat secara materi dari adanya kegiatan pembersihan Kolam Tando ini. Hal ini di ungkapkan oleh Haji Tatang selaku Pengawas Proyek Pembersihan Kolam Tando Gunung Bubut melalui PT. Almau Akbar yang mendapatkan tugas dari PLN untuk membersihkan dan merawat kondisi sarana prasara di lingkungan kawasan Kolam Tando Gunung Bubut.”Proses pembersihan kolam rutin 3 bulan sekali sebenarnya, ini bulan yang ke-4 karena ada puasa kemarin jadi terlewat sebulan,” ujarnya. “Melibatkan warga sekitar karena biar mereka mendapat pekerjaan dan memang sudah tradisi dari dulu untuk melibatkan warga sini agar terlibat dalam proses pembersihan,” lanjutnya. Lebih lanjut Haji Tatang menjelaskan kepada wartawan hariankarya.com di lokasi waduk saat pembersihan terkait jam kerja dan upah yang diberikan.”Mereka bekerja setengah hari mulai dari jam 7 sampai dengan jam 12 siang dengan bayaran 60 ribu per hari,” jelasnya.
Pembersihan Kolam Tando Gunung Bubut ditujukan untuk membersihkan waduk dari sedimentasi tanah dan sampah sampah material yang mulai menumpuk dan apabila tidak rutin dibersihkan akan mengakibatkan debit air PLTA Kracak berkurang. Dari hasil pengeringan air waduk memang terlihat banyak tumpukan endapan lumpur yang sudah meninggi, sampah-sampah limbah rumah tangga masyarakat seperti, plastik kresek, pampers, daun-daun pohon dan dahan ranting kayu dari pohon yang tumbang disekitaran waduk. Dalam proses pengeringan air waduk banyak masyarakat yang turun ke bawah untuk sekedar ingin tahu seperti apa dalam waduk yang sudah kering, ada juga yang ingin main air atau berenang dengan anak-anaknya, dan yang lebih menarik lagi banyak warga masyarakat yang antusias biasa menjaring ikan dan menangkap ikan dengan tangan secara langsung di dalam waduk atau pun di aliran air sepanjang sungai disekitaran waduk. Walaupun bukan waduk untuk pengairan untuk irigasi tapi waduk gunung bubut masih ditemukan banyak ikan disetiap proses pembersihan, biasanya ikan seperti ikan mas, ikan nila, ikan benter atau wader yang masuk ke waduk berasal dari kolam ikan warga yang terbawa banjir aliran sungai dan masuk ke dalam waduk secara tidak sengaja.
Untuk diketahui bahwa Waduk Gunung Bubut atau dikenal juga dengan Kolam Tando Gunung Bubut berfungsi sebagai penampung air harian untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Karacak, Leuwiliang, Bogor. Waduk ini menampung air dari dua sungai yaitu sungai Cianten dan sungai Cikuluwung yang disalurkan melalui pipa besar sejauh 1 sampai dengan 2 kilometer dan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin PLTA.
Kolam ini merupakan bagian dari PLTA Karacak dan berjenis Kolam Tando Harian (KTH).
Memiliki luas sekitar 4,5 hektar dan dalam 8 meter KTH Gunung Bubut merupakan bangunan kolam tua peninggalan Belanda yang ada di Bogor, Jawa Barat. Dibangun pada tahun 1921 dan menjadi salah satu percontohan arsitektur waduk yang ada di Indonesia karena designnya yang klasik, indah dan kokoh khas arsitektur Belanda. (Muchlas)